Sabtu, 09 Mei 2020

Menerbitkan Buku Ajar Bersama Penerbit Andi


RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10

oleh : Joko Irawan Mumpuni



Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah hari ini kita sudah memasuki hari ke 15 dibulan suci Ramadhan, yang artinya sudah setengah bulan kita berpuasa ditahun ini, semoga ibadah yang kita kerjakan diberikan ganjaran oleh Allah SWT. Seperti biasanya, di siang hari saya mengikuti program belajar menulis yang difasilitasi oleh PGRI, dan kegiatan ini secara tidak langsung menjadi rutinitas saya di siang hari selama bulan Ramadhan.

Di siang hari yang berbahagia ini latihan belajar menulis akan dipandu oleh Mr Bams, belaiu adalah salah satu mentor kami diprogram ini. Materi yang akan dipelajari adalah tentang bagaimana proses menerbitkan buku ajar, yang dalam hal ini akan disampaikan oleh bapak Joko Irawan Mumpuni. DIlihat dari nama nya saja, saya yakin beliau memang sudah mumpuni untuk menyampaikan materi ini. Baiklah teman-teman pembaca, ada beberapa hal penting yang saya resume dalam pertemuan yang berbahagia ini, semoga yang sudah disampaikan oleh pemateri dapat tersampaikan dengan jelas melalui resume ini.


  Gambar 9.1


Kita mulai dari sebuah gambar ya, saya memberi tanda dengan angka 9.1 yang berarti ini adalah gambar pertama dari materi yang ke 9 selama saya mengikuti proses latihan. Gambar diatas merupakan proses penerbitan naskah yang telah disederhanakan, yaitu proses dengan alur 4 pelaku. Penerbitan itu sendiri didalam nya ada 4 stakeholder yaitu penerbit, penyalur, pembaca dan yang terakhir adalah penulis. Proses nya diawali dari penulis sebagai pemilik naskah, sampai diujung akhir yaitu buku yang ada dipasaran sampai dibaca oleh para pembaca nya. 

Gambar 9.2

Di bagian ini saya akan menjelaskan proses dari penerbitan buku sesuai dengan gambar diatas. Proses awalnya adalah naskah yang sudah ditulis kemudian dikirim kepada penerbit. Ketika penerbit menerima naskah maka proses pertama yang dilakukan oleh penerbit adalah menilai naskah tersebut, hal ini dilakukan agar penerbit dapat memutuskan apakah naskah tersebut bisa diterbitkan atau tidak. Kemudian dalam hal ini jika naskah tidak dikembalikan oleh penerbit, penerbit akan menginformasikan dalam bentuk surat bahwa naskah tersebut akan diterbikan. Kemudian penerbit akan meminta soft copy tulisan, kemudian penulis diminta untuk menandatangani surat perjanjian.

Tahap selanjutnya adalah jika penulis sudah menyerahkan soft copy naskah lengkap, kemudian penerbit akan melakukan pengeditan dan setting buku secara menyeluruh mulai dari ukuran buku, ketebalan jumlah halaman, hingga model cover nya. Tentunya cover buku dibuat sesuai dengan target marketnya.

Kemudian setelah naskah selesai di edit dan setting, maka penerbit akan mencetak satu sample seperti buku yang akan terbitkan, sample tersebut biasa kita sebut dengan istilah dummy. Dummy itu akan dikirm ke penulis untuk dikoreksi akhir supaya tidak ada kesalahan fatal pada saat di cetak secara masif. Didalam penerbitan buku jika buku sudah selesai cetak namun ada hal yang ingin dirubah oleh penulis maka hal tersebut diperbolehkan, tapi tentunya ada konsekwensi yang akan memakan waktu lebih lama dalam proses penerbitan buku.

Setelah naskah dummy di koreksi, dicoret-coret dan dikasih catatan oleh penulis, maka akan dikembalikan ke penerbit untuk dilakukan koreksi sesuai dengan catatan dan koreksi dari penulis. Setelah selesai dilakukan editing sesuai dengan keinginan penulis, makan penerbit akan membuatkan film, film itu akan ditempelkan kedalam plate atau alat cetak, setelah itu dimasukan ke alat cetak yang besar untuk di cetak lembar demi lembar. Dalam teknis cetak buku kita sering menyebutnya dengan istilah kateren, satu kateren itu bisa terdiri dari 16 halaman, 8 halaman, ataupun 30 halaman. Setelah dicetak secara kateren, baru dimasukan mesin lipat dan dipotong, langkah terakhir baru buku itu di bending.

Gambar 9.3

Lalu pastinya kita bertanya-tanya ketika nasah tersebut terbit menjadi buku apa yang penulis dapatkan? Teman-teman, ada beberapa point penting yang dapat kita jadikan indikator dalam menentukan keberhasilan seorang penulis, diantaranya :
1.   Pertama penulis akan akan mendapatkan kepuasan yang sangat dalam karena buku tersebut bermanfaat bagi orang lain,
2.      yang kedua penulis tersebut mulai terkenal, dikenal ditempat penyebaran buku tersebut,
3.    yang ketiga karir nya pasti meningkat, karena ada surat keterangan dari penerbit bahwa guru tersebut sudah menulis,
4.      yang terakhir dan yang tidak kalah pentingnya adalah royalty.  

Gambar 9.4

Adapun buku yang akan sukses dipasaran ialah yang memiliki tema popular dan penulisnya pun popular. Tema popular ialah, tema yang diketahui sedang dibutuhkan masyarakat, alangkah baiknya sebelum mnulis buku sebaiknya kita melihat google trend, disana dapat dilihat kategori yang seperti apa yang saat ini sedang popular dan banyak dicari oleh masyarakat.

Adapun reputasi penulis dapat dilihat dari google cendekia (jika penulis seorang dosen), sudah punya karangan berapa baik buku maupun jurnal. Yang dapat dipertanggungjawabkan minimal sudah di visitasi sebanyak 2000 kali. Jika penulis adalah seorang guru, maka dapat dilihat dari track record, mengajar maple apa, sudah pernah menulis buku atau belum, aktif tidaknya di media sosial.

Dalam proses menerbitkan buku tidak bisa dipisahkan dari jumlah cetak yang biasa disebut dengan oplah. Lalu bagaimana cara menentukan oplah? Ini dapat di lihat dari buku tersebut terletak di kuadran mana.


 Gambar 9.5 


Dari gambar diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa kwadran kategori naskah, diantaranya :
9.5.1    Market Sempit dan Lifecycle Panjang : di kwadran ini penerbit tidak akan rugi, hanya memang butuh waktu dalam menjual bukunya, laku nya bisa saja tertunda karena buku tersebut dapat digunakan sepanjang massa, misalkan buku-buku ilmu murni yang isi nya tidak akan berubah. Perlu waktu untuk menjualnya namun sekali lagi penerbit tidak akan rugi.
9.5.2   Market Lebar dan Lifcycle Panjang : di kwadran model ini yang paling disukai oleh penerbit, karena setiap saat akan laku dan jumlah nya besar, seperti ensiklopedi, kamus, dll.
9.5.3   Market lebar dan Lifecycle Pendek : kwadran ini di isi oleh buku-buku yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Buku seperti ini harus selalu di revisi agar tetap laku. Biasanya yang tidak laku buku-buku nya dimusnahkan oleh penerbit.
9.5.4    Market Sempit dan lifecycle Pendek : Seperti berita mingguan dan berita harian, jelas itu tidak akan pernah diterima oleh penerbit.

Selain hal-hal diatas, seorang penulis juga harus konsisten dalam gaya selingkung, pada dasarnya penerbit tidak pernah menolak gaya selingkung tertentu asal gaya selingkungnya konsisten. Dalam perjalanannya ada saja penulis yang tidak tau tentang gaya selinggkung, justru yang tau gaya selingkung adalah editor.

Sebagai penutup, hal apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menulis dengan teratur dan target waktu yang telah ditentukan, dengan cepat dan aman? Ikutilah langkah-langkah berikut ini ;

1.    Penulis harus membuat sinopsis buku, biasanya dituliskan pada halaman belakang cover buku, isi nya konten buku secara singkat.
2.    Penulis harus menentukan tujuan penulisan buku lebih detail dan lebih dalam, dan buatlah outline atau daftar isi.
3.      Buatlah tujuan manfaat buku ini jika dibaca oleh para pembaca
4.      Menentukan keunggulan dari buku yang kita tulis
5.      Buatlah CV penulis agar dikenal oleh orang banyak

Demikianlah kumpulan informasi singkat tentang proses menerbitkan buku ajar bersama Andi, terakhir ada kutipan menarik yang disampaikan oleh pemateri, kutipan tersebut dikemukakan oleh James A Michener, kutikan tersebut berbunyi “kebanyakan penulis menghasilkan tulisan dari hasil menuliskan kembali ide dan gagasan orang lain dengan perspektif yang berbeda”. Dan perlu kita ketahui bahwa tidak ada satu buku didunia ini tanpa referensi buku yang lain. So, tetap semangat untuk menulis dan menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang banyak.

Terima Kasih

Zaky Anshari
Guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

Rabu, 06 Mei 2020

Terbitkan Bukumu, Catatkan Sejarah Melalui Jurus 4R


RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
disampaikan oleh : Farrah Dina, M.Sc






Sebuah penantian di Rabu siang, tanpa terasa puasa Ramadhan sudah masuk di hari ke 13 yang artinya sudah hampir setengah bulan kita menjalankan puasa di Ramadhan tahun ini, semoga sudah ada pahala yang bertambah dari seluruh rangkaian ibadah yang telah dijalankan dan yang pasti harus jelas bertambah adalah karya nyata. Lalu apa hubungannya dengan kalimat diawal tulisan yang bertuliskan penantian di Rabu siang?, maksudnya adalah siang ini saya menanti kelas online berikutnya dari Belajar Menulis bersama PGRI. Dari hari ke hari tema nya semakin bagus dan membuat saya menjadi semakin semangat untuk menulis. 

Pemateri kita siang ini adalah ibu Farrah Dina, beliau adalah pendiri dari Tangga Edu sebuah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan. Saat ini beliau sudah menulis 20 judul buku yang berkaitan dgn pendidikan utk guru & orang tua serta buku-buku bergambar untuk anak. Beliau adalah lulusan Institut Pertanian Bogor dan State University of New York, College at Buffalo, dan pada tahun 2014 mendapatkan beasiswa dari Kementrian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho) untuk program Teacher Training. 

Baik kawan-kawan pembaca, langsung saja ya kita mulai, semoga resume yang saya buat ini dapat membawa pesan yang bermanfaat untuk kita semua. Membaca buku itu sama hal nya kita berbicara dengan orang-orang bijak di massa lalu, dan pastinya setiap manusia ingin dikenang dan ingin mencatatkan sebuah sejarah didalam hidupnya. Menerbitkan sebuah buku adalah salah satu jalan untuk bagaimana pikiran kita, perasaan kita abadi hingga sepanjang massa, dan tentunya dikenang untuk jangka waktu yang lama.

Saat ini masalahnya menerbitkan buku dengan membuat buku adalah dua hal yang berbeda. Membuat buku saat ini bisa dilakukan oleh siapa saja, tapi menerbitkan buku kemudian diterbitkan oleh penerbit-penerbit besar, itu merupakan sebuah akibat dari karya yang baik. Namun Jangan jadikan itu sebagai awal, tujuan atau rencana, melainan jadikan itu sebagai sebuah tantangan. Yang paling penting adalah bagaimana kita menulis dan menuangkan pikiran kita karena kita ingin di ingat sepanjang massa, dan penerbitan buku adalah sebagai sebuah akibat. Saat ini cara menerbitkan buku banyak sekali, yang menjadi faktor utama adalah bagaimana kita mulai membuat karya lalu mengasahnya menjadi sebuah intan, menjadi sebuah berlian yang nanti nya itu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai akibatnya buku kita akan diterbitkan.

Didalam kesempatan ini pemateri merangkum kiat suskes menulis dengan istilah 4 R, yaitu;  Renjana, Rutin, Review, dan Ruang bagi pembaca.

Kita bahas satu persatu ya, R yang pertama adalah Renjana, Renjana adalah bahasa Indonesia dari passion, passion itu adalah sesuatu yang sangat menarik buat kita, sesuatu yang menjadi pikiran kita, dan sesuatu hal yang jika kita melakukannya itu terasa mudah dan menyenangkan. Jadi kita harus memulainya dengan sesuatu yang sesuai dengan rencana kita.

Apapun itu mulailah dengan sesuatu yang kita kuasai, karena dengan begitu segala sesuatu nya akan menjadi lebih mudah. Cara paling mudah agar kita terus termotivasi didalam menulis adalah, bagaimana kita merasa sukses untuk melakukan sesuatu, sesuatu tersebut ya tulisan kita sendiri. Jadi agar mudah maka tentukan dulu renjana kita dimulai dari paling mudah, misalkan kita suka makan, maka kita bisa membuat review tentang makanan, kita suka nonton Youtube, maka kita bisa membuat review tontotnan youtube tersebut.

Pada awalnya, pemateri memulai dengan menulis tentang buku-buku pendidikan untuk orang tua dan guru, buku tersebut ia tulis bersama mentor dan kemudian diterbitkan. Setelah itu, berdasarkan pengalaman pribadi yang menjadi renjana dari pemateri adalah bagaimana membuat buku anak, karena pada saat itu mencari buku anak itu sulit dan buku-buku anank yang berkualitas itu biasanya impor, harga nya mahal, dan jika diterjemahkan ada konteks-konteks yang tidak tepat. Sehingga sangat menjadi passion pemateri untuk menciptakan buku-buku anak yang berkualitas tapi sangat terjangkau.

Kemudian R yang kedua adalah Rutin, rutin disini bukan hanya rutin menulis, tapi yang lebih penting lagi adalah rutin membaca. Karena jika rutin membaca itu akan menjadi sesuatu yang otomatis sehingga kita pun akan memiliki frame apapun yang kita lihat, apapun yang kita dengar kita ingin menjadikannya sebuah bahan bacaan, sehingga kita akan selalu termotivasi untuk menulis. Ketika kita banyak membaca, kepala kita akan dipenuhi oleh berbagai kosakata yang ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan.

Kosakata didalam membaca tidak sama dengan kosakata lisan. Kosakata membaca kecenderungannya sangat berkaitan dengan kosakata menulis, tidak demikian dengan kosakata lisan. Ketika kita mendengar, kita memiliki kecenderungan untuk ingin mengeluarkannya kembali dalam bentuk kata-kata lisan, tapi jika kita membaca, maka keinginan kita adalah menerjemahkan kosakata tersebut kedalam bentuk tulisan yang lain.

Kawan-kawan semua, menulis itu bisa dimana saja dan kapan saja, ini ada rumus dari pada penulis yang telah sukses, semoga bisa kita terapkan ya. Rumusnya adalah; “penulis hebat adalah mereka selalu menyiapkan waktu khusus dan tempat khusus untuk terus menulis, sehingga terbentuk frame didalam otaknya ketika dia berada di waktu itu, ditempat itu, itu adalah saatnya dia mengeluarkan tulisannya”. 

So,menulis itu bisa dimana saja, kapan saja, dan tentang apapun. Apapun yang kita lihat, apapun yang kita rasakan harus kita tuliskan, jika kita tidak sempat menulis maka kita bisa merekamnya, manfaatkan kemajuan teknologi saat ini untuk menunjang proses dan kualitas isi tulisan kita. Karena suatu hari nanti jika kita ingin menulis makan kita harus mengumpulkan yang berserakan tersebut, jadi catat dimanapun kalau tidak sempat mencatat maka rekam dimanapun. Jangan lupa ya, hehe…

Hal diatas juga berkaitan erat dengan kata –kata bijak yang menurut saya keren banget, begini kalimatnya “orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan”. Jadi? jangan lupa diungkapkan lewat tulisan, dan jangan ditunda-tunda, lakukan segera.

Selanjutnya R yang ketiga adalah Review, setelah kita menulis maka kita perlu mereviewnya, ini merupakan proses terpanjang dalam membuat suatu tulisan. Tahap awal tulislah dulu semua hal yang ingin kita tuangkan dalam bentuk tulisan, tidak perlu diedit dan dilihat berulang-ulang dan biarkan dia mengalir apa adanya. Didalam membuat tulisan akan ada tahap review dan ditahap ini kita bisa melakukan pengulangan dan pengecekan, kita bisa melihat secara detail alur nya. Review penting untuk melihat market kita. Didalam mereview jangan jadikan review dari kita sudah cukup untuk menjadi bahan evaluasi tulisan kita, tapi yang penting adalah review dari pembaca yang akan dituju.

Terakhir R ke empat adalah Ruang bagi pembaca, fungsi nya adalah bertujuan untuk mendapatkan feedback dari pembaca, kita sebagai penulis jangan mengharapkan feedback positif dari pembaca, melainkan yang terpenting adalah feedback yang bersifat negative dari pembaca agar kita bisa  memperbaiki isi dan kualitas tulisan kita. Apa yang harus diperbaiki, apa yang mereka tidak suka, dan lainnya. Namun ruang pembaca ini jangan sampai menghilangkan jati diri si penulis. Karena akan banyak review dari pembaca hal-hal yang tidak kita pikirkan.

Menurut kita tulisan ini sudah oke, tapi dari sisi pembaca bisa saja belum sepenuhnya pas, dan yang perlu diingat adalah seorang penulis tidak ada arti nya tanpa hadirnya pembaca, maka kehadiran pembaca menjadi penting. Karena itu mempublikasikan tulisan di medsos, meminta orang lain untuk membaca, keluarga kita untuk membaca itu adalah hal yang penting, karena ada kepuasan tersendiri ketika ada orang lain yang membaca dan itu yang membuat kita terus termotivasi untuk selalu menulis.

Didalam forum sesi tanya jawab ada beberapa hal yang coba saya rangkum, diantaranya :

Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah?
Memang ada orang-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, hal itulah yang disebut dengan renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.

Kemudian apa yang harus dilakukan sehingga dapat  menemukan passion kita?
Berawal dari sebuah kebutuhan, kondisi buku-buku dari Indonesia yang tidak memuaskan. Kemudian mencoba untuk menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan, tentunya yang lebih menyenangkan lagi adalah ketika kita mampu meberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

Kemudian bagaimana cara mengatur 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
Kunci utamanya adalah LAKUKAN. Dengan melakukan maka kita yakin akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish kepada orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena itu akan membuat kita berkutat dengan banyak hal.

Didalam komponen 4 R, salah satunya adalah Renjana, Renjana ini diletakan di posisi pertama didalam kkomponen tersebut. Mengapa Renjana diletakkan di poin pertama?
Renjana sendiri artinya adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya dan hasilnya pun akan menjadi lebih. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai  menulis berbagai hal.

Apa yang harus dilakukan agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula?
Menulis dimulai dari yang mudah menurut kita, tema dan topik yang paling dikuasai. Namun memang  tidak ada yang instan, semua harus melalui proses, dan proses itu akan semakin cepat jika segera memulainya.

Demikian resume ini disampaikan, semoga bermanfaat untuk penulis sendiri, dan untuk teman-teman pembaca pada umumnya.


Terima Kasih dan Tetap Semangat

Zaky Anshari
Guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

Selasa, 05 Mei 2020

Motivasi Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku


RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
Pemateri : Dadang Kadarusman



Hari ke delapan dibulan Ramadhan seperti biasa aktivitas saya di siang hari adalah mengikuti kuliah online belajar menulis di whats app group. Hari ini kuliah kami akan di isi oleh bapak Dadang Kadarusman. Sebelum teman-teman pembaca bertanya siapa sih bapak Dadang kadarusman ini?, sedikit saya akan informasikan profil singkat beliau. Dadang Kadarusman biasa dipanggil dengan sebutan Deka, Deka merupakan singkatan dari nama panjang beliau.


Beliau berasal dari keluarga seorang guru, ayah belaiu adalah seorang guru Sekolah Dasar, kecintaan belaiu terhadap membaca dan menulis sudah terlihat ketika ia sejak kecil sudah sering dibelikan buku bacaan oleh ayahnya. Hal itulah yang menyebabkan bapak Deka bercita-cita ingin menjadi seorang penulis. Saat ini cita-cita tersebut telah berhasil ia raih dan bapak Dadang kadarusman telah menjadi penulis hebat yang mampu menjadi motivator untuk banyak orang.

Pada dasarnya ketika diberikan pertanyaan apakah kita ingin bisa menulis? maka sebagian besar orang yang ditanya akan menjawab ingin, dan mungkin saja ada yang sangat ingin diri nya untuk bisa menulis. Namun permasalahan yang banyak muncul adalah ketika seseorang punya keinginan untuk menulis, mereka bingung memulai dari mana dan tidak tahu caranya seperti apa.

Mungkin ini juga terjadi pada diri kita ya, benar atau betul? Hehe. Kenyataan yang terjadi hari ini, menerbitkan buku itu  sangatlah mudah dan tidaklah sulit seperti 20 tahun yang lalu, permasalahan yang ada hari ini bukanlah pada menerbitkan buku nya melainkan pada kemampuan si penulis untuk mampu menulis setiap hari. Kok setiap hari? Ya karena menulis setiap hari akan menambah kualitas tulisan kita, dan tentu nya tulisan yang berkualitas akan sangat menarik bagi penerbit.

Menulis setiap hari itu butuh skill dan ada trik nya. Bagi banyak orang menulis setiap hari itu surprise sekali, karena belum tentu setiap penulis bahkan yang sudah menerbitkann buku sekalipun bisa menulis setiap hari. Bahkan ada orang yang menerbitkan buku nya dengan menggunkan jasa profesional penulis yang sering kita sebut dengan istilah ghost writer. Namun, ketika seseorang sudah mempunyai keterampilan di dalam menulis, maka dia tidak akan bergantung kepada pihak lain (baca; ghost writer) untuk menerbitkan buku dan dia tentunya dapat menerbitkan buku kapan saja.

Nah, sekarang yuk kita coba tanyakan kepada diri kita mengapa kita perlu menulis setiap hari?. Pemateri menyebut ada 3 hal yang menjadi alasan kuat kenapa kita perlu menulis, diantaranya :
1.     Dalam perspektif pembelajaran kita mengenal istilah “alah bisa karena biasa”, menulis itu  kombinasi antara berfikir yang runut kemudian menggerakan jari jemari kita, sehingga apa yang kita pikirkan itu bisa diterjemahkan kedalam bentuk tulisan, dan ternyata itu tidak mudah. Kenapa banyak guru bisa bicara di depan kelas dengan baik, namun menjadi kurang hebat dalam menulis. Hal ini karena para guru tidak melatih otot motorik tangannya, tidak mengkombinasikan kemampuan berfikir dengan kemampuan menuangkannya kedalam bentuk tulisan. Para guru energinya sudah lebih banyak terkuras dan dihabiskan dalam bentuk lisan. Hal ini bisa menjadi bahan evaluasi agar sebagian energi nya itu dapat sisakan untuk kemampuan menulisnya. Kita akan menjadi lebih terampil dalam menulis kalau kita lebih sering melatih diri.

2.     Menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita dengan jiwa kita. Jadi nanti jika kita sudah terbiasa untuk menulis, melihat apapun selalu ingin menterjemahkan apa yang kita lihat kedalam bentuk tulisan dan itu terjadi secara alami. Karena menulis itu juga dapat menjadi teman curhat kita sehari-hari.

3.     Menulis Setiap hari merupakan Healing Remedy, jika kita sudah terbiasa menulis kita akan menjadi pribadi yang lebih sehat.

Selanjutnya, kita masuk kepertanyaan kedua, apa sih yang mendorong kamu untuk menulis? Ini sebenarnya adalah pertanyaan sederhana, namun sebagian besar dari kita kesulitan untuk menjawabnya bahkan tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Ada yang menjawab untuk mendapatkan uang, iya betul menulis bisa mendatangkan uang, tapi jangan lupa untuk dipertimbangkan bahwa tidak semua tulisan kita dapat dimuat dimedia dan diterbitkan sehingga menghasilkan uang, alih-alih dapat uang yang ada justru banyak gagalnya. 

Menulis itu harus dengan dorongan ingin berbagi pengetahuan, jika ini yang tertanamkan didalam diri kita, maka insyaAllah kita mampu menjadi penulis yang professional. Jadi sebelum jauh melangkah, kita harus pastikan dulu apa motivasi kita menjadi penulis.    

Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah; karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah buku nya, melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri sendiri naskahnya secara mandiri. Lalu bagaimana cara kemampuan itu diasah? dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan satu hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS, minimal kita memiliki target 1 hari 1 artikel.

Semoga bermanfaat

Salam Hormat
Peresume : Zaky Anshari 
Guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Phone : 081284073474

Sabtu, 02 Mei 2020

MENEMBUS PENERBIT NASIONAL


RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10

Oleh : Amir Faisal



Memasuki hari ke tujuh Ramadhan, bertepatan dengan hari Kamis 30 April 2020 menjadi hari ke tiga saya mengikuti Webinar belajar menulis gelombang sepuluh yang diselenggarakan oleh PGRI. Setiap hari PGRI bersama om Jay menghadirkan para pemateri hebat yang sangat disayangkan jika saya melewati materi-materi yang akan disampaikan. Pemateri kali ini akan berbagi pengalaman tentang menulis buku motivasi dan kepemimpinan. Pemateri berlatarbelakang sebagai trainer sekaligus motivator nasional.

Dalam mengawali meterinya beliau bercerita tentang pengalaman pertamanya menulis, dengan latar belakang sebagai seorang profesional dan wirausahawan tentunya menjadi penulis bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu waktu bagi beliau untuk dapat memulai tulisan pertamanya. Beliau mengawali karir sebagai seorang marketing, pekerjaan tersebut ditekuninya selama 8 tahun, yang kemudian beliau menjadi sebagai seorang pengusaha di bidang UMKM selama 8 tahun dan pada akhirnya dengan niat dan keinginan untuk bisa berbagi ilmu kepada sesama, beliau melanjutkan pengalamannya dengan menjadi seorang trainer dan consultan untuk para pelajar, disinilah beliau mulai menulis buku pertama beliau dengan judul “Menyiapkan Anak Menjadi Juara”.


Dalam pemaparannya beliau mengatakan salah satu manfaat dari menulis adalah sebagai personal branding untuk diri kita. Menurutnya dengan menulis dan menerbitkan buku akan menjadikan kita lebih dikenal oleh orang lain, tentunya dengan tulisan dan buku yang telah kita terbitkan. Beliau melanjutkan motivasinya dengan mengatakan satu-satunya penerbit dengan status penerbit nasional hanyalah Gramedia. Jika kita mampu membuat buku yang kemudian buku tersebut diterbitkan oleh Gramedia, maka kita punya kesempatan untuk bisa dikenal oleh orang banyak. Saya yakin dan percaya bahwa yang beliau sampaikan adalah semata-mata untuk memberikan motivasi kepada kita semua agar kita mampu menulis buku yang berkualitas dan mampu menembus penerbit Gramedia.
Dalam penyampaiannya, setidaknya ada tiga hal yang perlu diketahui jika tulisan kita ingin diterbitkan oleh penerbit nasional seperti gramedia, diantaranya adalah;

1.    Gramedia adalah sebuah coorporasi bisnis, orientasi mereka adalah menjual. Kalau buku tidak bisa dijual, maka dianggap tidak bisa memberikan keuntungan untuk gramedia. Maka yang dicari oleh Gramedia adalah buku yang dicari dan disukai oleh pasar, 
2.    Melakukan riset tentang buku apa yang saat ini sedang banyak diterima oleh masyarakat dan menentukan genre/ passion sendiri,
3.    Ada beberapa jenis buku yang paling disukai masyarakat dan menempati urutan tertinggi, yaitu novel, traveling, komik dan motivasi.

Untuk itu menentukan visi/ dream dan alas an kenapa mau jadi menulis sangat penting, jika sudah menentukan visi, hadapi tantangannya dengan gagah berani. Sebagai kesimpulan dari dialog bersama bapak Amir Faisal, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan jika kita ingin menjadi seorang penulis hebat yang mampu menembus penerbit nasional, diantaranya ialah :

1.      Meningkatkan kemampuan menulis dengan banyak membaca buku, membaca buku dapat menambah kosakata dan wawasan kita dan ini akan memudahkan kita untuk menulis.
2.      Meningkatkan kreativitas diri, tentunya ini berkaitan erat dengan proses tulisan yang kita tulis, mulai dari kalimat pembuka, rangkaian kata demi kata, hingga tampilan isi secara menyeluruh.
3.      Setelah tulisan selesai maka mintalah pendapat dari orang lain, masukan dari orang lain akan membantu tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca oleh orang lain.
4.      Setelah proses jejak pendapat dengan orang lain serta editing tulisan selesai, maka kirimkan naskah tulisan kepada penerbit dan kita harus siap dengan hasil yang akan kita terima. Jika naskah tulisan kita ditolak oleh penerbit, maka naskah tersebut bisa disimpan sebagai koleksi pribadi tulisan kita dan jangan pernah berkecil hati.

Demikian sedikit ulasan materi yang dapat saya resume pada kesempatan yang baik ini, semoga dapat dipahami dan bermanfaat

Wassalamu’alaikum Wr Wb


Materi ini disampaikan pada hari Kamis, 30 April 2020

Peresume : Zaky Anshari

Kamis, 30 April 2020

BELAJAR MENULIS SETIAP HARI


Disampaikan oleh Dr. Uswadin, Tim Pengembang Lab School UNJ



Mulailah menulis karena memulai itu adalah sesuatu yang baik dan tulisan terbaik adalah tulisan yang sudah selesai.






Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tetap semangat dan selalu optimis dalam menjalani dinamika kehidupan. Hari ini Rabu tanggal 29 April 2020 memasuki hari ke-6 puasa Ramadhan bagi kita umat muslim di seluruh dunia. Entah berapa banyak doa yang telah kita panjatkan, entah berapa banyak kebaikan yang telah kita lakukan, dan entah berapa banyak harapan yang kita gantungkan, semoga semua yang dilakukan semata-mata hanya karena mengharap ridho Allah SWT sehingga kita semua mendapatkan pahala dan keberkahan-Nya, aamiin.

Saya mencoba untuk meresume materi yang telah disampaikan secara komprehensif oleh bapak Dr. Uswadin melalui tulisan ini tentang “Belajar Menulis Setiap Hari”. Saya sebagai new comer dalam dunia tulis menulis merasa sangat terbantu dan merasakan langsung manfaatnya ketika mendengarkan dan membaca penjabaran materi bapak Dr Uswadin. Beliau memberikan motivasi agar kita semua bisa menjadi penulis yang baik da nisi tulisan kita bermanfaat untuk orang banyak.
Materi ini membahas dan mengupas tuntas tentang bagaimana cara kita agar bisa menjadi seorang penulis yang baik. Materi yang disampaikan sangat menarik, Hal ini dapat dilihat dari banyaknya antusias peserta yang bertanya untuk menambah ilmu dan meningkatkan kualitas diri. Materi yang disampaikan setidaknya ada empat syarat penting dan mendasar yang harus dilakukan untuk dapat menulis dengan baik, di antaranya ialah

1.      Kita harus mampu mengatasi kemalasan di dalam diri kita.
Sering kali rasa malas datang dan menjadi penghalang di dalam proses membuat tulisan.
2.      Kita harus mengatasi ketidakpercayaan di dalam diri kita.
Saat menulis kadang kita sering takut salah dan terlihat bodoh karena isi tulisan yang kita sampaikan. Hal seperti itu tentunya akan menghambat kita dalam menulis, bahkan di dalam memulai sebuah tulisan. Kita seakan-akan takut salah menulis dan takut tulisan kita tidak memiliki isi dan makna.
3.      Kita harus menyiapkan waktu untuk menulis.
Menulis menjadi sebuah pekerjaan yang susah susah gampang. Tentunya untuk membuat tulisan yang baik kita harus menyediakan waktu terbaik pula. Waktu yang tepat akan menjadi momentum terbaik bagi kita untuk menuangkan ide dan gagasan.
4.      Memanfaatkan ide yang ada.
Sebuah ide atau gagasan kadang muncul tidak menentu baik tempat maupun waktunya. Bisa saja ide tersebut muncul pada pagi hari, pada siang hari, atau pada malam hari ketika kita hendak istirahat. Maka, saran pemateri adalah ide yang muncul secara tiba-tiba dan tidak menentu tersebut harus cepat ditangkap dengan cara menulisnya di sebuah buku atau handphone. Hal ini dilakukan agar ide tersebut tidak hilang begitu saja dan dapat dikembangkan ketika kita sudah memiliki waktu yang tepat untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan.

Itulah keempat syarat penting yang harus kita lakukan agar kita dapat menjadi penulis yang baik. Menurut beliau menulis itu membutuhkan ide atau gagasan utama untuk menjadi dasar dan alasan mengapa kita menulis dan berani untuk menulis. Ide atau gagasan utama yang baik dapat mempengaruhi kualitas isi tulisan menjadi baik pula.

Sebagai kesimpulan, pemateri berpesan agar jangan pernah berhenti belajar menulis dan kita harus mampu memantaskan-mantaskan tulisan kita agar dapat diterima oleh banyak orang.
Wassalamu’alaikum Wr Wb


Peresume : Zaky Anshari

Rabu, 29 April 2020

MERANCANG DESIGN PEMBELAJARAN MODERN*


Oleh : Dr. PAIDI, S.Pd, M.TPd

Salah satu tujuan dari Pendidikan Nasional adalah “Mengembangkan kualitas sumber daya manusia, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya produktif dan kreatif oleh seluruh komponen bangsa, agar generasi muda dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya”. (Sisdiknas)

Tentunya tujuan dari pendidikan nasional ini dapat dijadikan landasan yang kuat didalam menciptakan sumber daya manusia yang memiliki daya saing dan mampu menjadi pemenang didalam persaingan global. Sumber daya manusia yang mampu bersaing di kancah internasional merupakan sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan kunggulan di dalam pendidikannya.

Terlebih saat ini dunia sedang menghadapi bencana besar berupa wabah virus Covid-19 yang sudah melanda lebih dari 100 negara di dunia. Menyikapi kondisi tersebut, pendidikan sebagai salah satu ujung tombak kemajuan bangsa harus mendesain model pembelajaran yang mampu menjawab keadaan saat ini dan tentunya diterima oleh masyarakat pada umum nya.

Saat ini salah satu solusi yang ditawarkan didalam pembelajaran agar tetap efektif adalah dengan menerapkan pelaksanaan pembelajaran Blended Learning. Pengembangan system Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH) ini, diadaptasi dari The Systematic Design of  Instruction (8th ed) karya Dick and Carey.

Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah, diantaranya :

Langkah 1
:
Pengumpulan data dan informasi; kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa atau pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut,
Langkah 2
:
Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik; berdsarkan data yang didapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran atau bahan yang akan kita rancang,
Langkah 3
:
Melakukan Analisis Instruksional; berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang,
Langkah 4

:
Melakukan Analisis Karakteristik Peserta Didik; seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang,
Langkah 5
:
Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus; Membuat rumusan tujuan instruksional khusus, penggunaan istilah Instruksional disini berdasarkan sumber asli yang di karang oleh Dick & Carrey yaitu Instructional,
Langkah 6
:
Menyusun Instrumen Tes; Melakukan penyusunan tes,
Langkah 7

:
Menyusun Strategi Instruksional; Membuat perencanaan strategi instruksional atau pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini yang dirancang adalah Pembelajaran Blended Learning),
Langkah 8

:
Mengembangkan dan memilih bahan instruksional; Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online dapat menggunakan teori hannafin,
Langkah 9







Langkah 10

Langkah 11
:







:

:
Melakukan Revisi; setelah draf bahan tersedia (langkah 9) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formati sebagai berikut : 1. one to one expert, yaitu dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar desain, pakar media, pakar materi, pakar bahasa), 2 one to one learner (melibatkan 3 orang siswa berdasarkan siswa peringkat atas, menengah, dan bawah), 3. Evaluasi small group melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok menengah dan bawah, 4. Field Trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 orang yang berasal dari kelompok atas, menengah, dan bawah,
Melakukan evaluai formatif; khusus untuk langkah ini sifat nya tidak harus dilakukan karena harus dilakukan oleh pihak lain,
Merancang dan Mengem bangkan Evaluasi Sumatif: tes sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si perancang buku tersebut.

Demikianlah 11 langkah Desain Pembelajaran dengan menggunakan Blended Learning semoga bermanfaat.


Sekilas tentang Pemateri

Pemateri lahir di Bantul, 01 Januari 1971, saat ini beralamat di  Jln. Timur Indah V No. 39 RT. 19  Kelurahan Sidomulyo Kota Bengkulu 38229. Mengemban jabatan sebagai Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu dan Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu.

Beliau merupakan lulusan S3 Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Peraih Satyalancana Karya Sapta X tahun dari Presiden Republik Indonesia tahun 2016 dan menjadi Instruktur Nasional Pelatihan Kurikulum 2013 dari Mendikbud tahun 2016.

Pemateri Memiliki 2 Jurnal Internasional yaitu : 
1.    Utilization Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer Subject at State Vocational Hight School 1 Bengkulu oleh Paidi & Basuki Wibawa, International Jounal Of Engineering & Technology (IJET), (2018).
2.   The Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,  Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3, 2019, pp 497-502.

*materi ini diresume oleh Zaky Anshari (Guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang)

Menerbitkan Buku Ajar Bersama Penerbit Andi

RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10 oleh : Joko Irawan Mumpuni Assalamu’alaikum Wr Wb Alhamdulillah hari ini kita...