RESUME KEGIATAN BELAJAR MENULIS
GELOMBANG 10
oleh : Joko Irawan Mumpuni
Assalamu’alaikum
Wr Wb
Alhamdulillah
hari ini kita sudah memasuki hari ke 15 dibulan suci Ramadhan, yang artinya
sudah setengah bulan kita berpuasa ditahun ini, semoga ibadah yang kita
kerjakan diberikan ganjaran oleh Allah SWT. Seperti biasanya, di siang hari
saya mengikuti program belajar menulis yang difasilitasi oleh PGRI, dan
kegiatan ini secara tidak langsung menjadi rutinitas saya di siang hari selama
bulan Ramadhan.
Di
siang hari yang berbahagia ini latihan belajar menulis akan dipandu oleh Mr
Bams, belaiu adalah salah satu mentor kami diprogram ini. Materi yang akan
dipelajari adalah tentang bagaimana proses menerbitkan buku ajar, yang dalam
hal ini akan disampaikan oleh bapak Joko Irawan Mumpuni. DIlihat dari nama nya
saja, saya yakin beliau memang sudah mumpuni untuk menyampaikan materi ini.
Baiklah teman-teman pembaca, ada beberapa hal penting yang saya resume dalam
pertemuan yang berbahagia ini, semoga yang sudah disampaikan oleh pemateri
dapat tersampaikan dengan jelas melalui resume ini.
Gambar 9.1
Kita
mulai dari sebuah gambar ya, saya memberi tanda dengan angka 9.1 yang berarti
ini adalah gambar pertama dari materi yang ke 9 selama saya mengikuti proses
latihan. Gambar diatas merupakan proses penerbitan naskah yang telah disederhanakan,
yaitu proses dengan alur 4 pelaku. Penerbitan itu sendiri didalam nya ada 4
stakeholder yaitu penerbit, penyalur, pembaca dan yang terakhir adalah penulis.
Proses nya diawali dari penulis sebagai pemilik naskah, sampai diujung akhir yaitu
buku yang ada dipasaran sampai dibaca oleh para pembaca nya.
Gambar
9.2
Di
bagian ini saya akan menjelaskan proses dari penerbitan buku sesuai dengan
gambar diatas. Proses awalnya adalah naskah yang sudah ditulis kemudian dikirim
kepada penerbit. Ketika penerbit menerima naskah maka proses pertama yang
dilakukan oleh penerbit adalah menilai naskah tersebut, hal ini dilakukan agar
penerbit dapat memutuskan apakah naskah tersebut bisa diterbitkan atau tidak. Kemudian
dalam hal ini jika naskah tidak dikembalikan oleh penerbit, penerbit akan
menginformasikan dalam bentuk surat bahwa naskah tersebut akan diterbikan. Kemudian
penerbit akan meminta soft copy tulisan, kemudian penulis diminta untuk
menandatangani surat perjanjian.
Tahap
selanjutnya adalah jika penulis sudah menyerahkan soft copy naskah lengkap,
kemudian penerbit akan melakukan pengeditan dan setting buku secara menyeluruh mulai
dari ukuran buku, ketebalan jumlah halaman, hingga model cover nya. Tentunya
cover buku dibuat sesuai dengan target marketnya.
Kemudian
setelah naskah selesai di edit dan setting, maka penerbit akan mencetak satu sample
seperti buku yang akan terbitkan, sample tersebut biasa kita sebut dengan istilah
dummy. Dummy itu akan dikirm ke penulis untuk dikoreksi akhir supaya tidak
ada kesalahan fatal pada saat di cetak secara masif. Didalam penerbitan buku jika
buku sudah selesai cetak namun ada hal yang ingin dirubah oleh penulis maka hal
tersebut diperbolehkan, tapi tentunya ada konsekwensi yang akan memakan waktu lebih
lama dalam proses penerbitan buku.
Setelah
naskah dummy di koreksi,
dicoret-coret dan dikasih catatan oleh penulis, maka akan dikembalikan ke
penerbit untuk dilakukan koreksi sesuai dengan catatan dan koreksi dari
penulis. Setelah selesai dilakukan editing sesuai dengan keinginan penulis,
makan penerbit akan membuatkan film, film itu akan ditempelkan kedalam plate
atau alat cetak, setelah itu dimasukan ke alat cetak yang besar untuk di cetak
lembar demi lembar. Dalam teknis cetak buku kita sering menyebutnya dengan
istilah kateren, satu kateren itu bisa terdiri dari 16 halaman, 8 halaman, ataupun
30 halaman. Setelah dicetak secara kateren, baru dimasukan mesin lipat dan
dipotong, langkah terakhir baru buku itu di bending.
Gambar 9.3
Lalu
pastinya kita bertanya-tanya ketika nasah tersebut terbit menjadi buku apa yang
penulis dapatkan? Teman-teman, ada beberapa point penting yang dapat kita
jadikan indikator dalam menentukan keberhasilan seorang penulis, diantaranya :
1. Pertama penulis akan akan
mendapatkan kepuasan yang sangat dalam karena buku tersebut bermanfaat bagi
orang lain,
2. yang kedua penulis tersebut mulai
terkenal, dikenal ditempat penyebaran buku tersebut,
3. yang ketiga karir nya pasti
meningkat, karena ada surat keterangan dari penerbit bahwa guru tersebut sudah
menulis,
4. yang terakhir dan yang tidak
kalah pentingnya adalah royalty.
Gambar 9.4
Adapun
buku yang akan sukses dipasaran ialah yang memiliki tema popular dan penulisnya
pun popular. Tema popular ialah, tema yang diketahui sedang dibutuhkan
masyarakat, alangkah baiknya sebelum mnulis buku sebaiknya kita melihat google
trend, disana dapat dilihat kategori yang seperti apa yang saat ini sedang popular
dan banyak dicari oleh masyarakat.
Adapun
reputasi penulis dapat dilihat dari google cendekia (jika penulis seorang dosen),
sudah punya karangan berapa baik buku maupun jurnal. Yang dapat
dipertanggungjawabkan minimal sudah di visitasi sebanyak 2000 kali. Jika penulis
adalah seorang guru, maka dapat dilihat dari track record, mengajar maple apa,
sudah pernah menulis buku atau belum, aktif tidaknya di media sosial.
Dalam
proses menerbitkan buku tidak bisa dipisahkan dari jumlah cetak yang biasa
disebut dengan oplah. Lalu bagaimana cara menentukan oplah? Ini dapat di lihat
dari buku tersebut terletak di kuadran mana.
Gambar 9.5
Dari
gambar diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa kwadran kategori
naskah, diantaranya :
9.5.1 Market Sempit dan Lifecycle Panjang : di kwadran ini penerbit tidak
akan rugi, hanya memang butuh waktu dalam menjual bukunya, laku nya bisa saja
tertunda karena buku tersebut dapat digunakan sepanjang massa, misalkan
buku-buku ilmu murni yang isi nya tidak akan berubah. Perlu waktu untuk
menjualnya namun sekali lagi penerbit tidak akan rugi.
9.5.2 Market Lebar dan Lifcycle Panjang : di kwadran model ini yang
paling disukai oleh penerbit, karena setiap saat akan laku dan jumlah nya
besar, seperti ensiklopedi, kamus, dll.
9.5.3 Market lebar dan Lifecycle Pendek : kwadran ini di isi oleh buku-buku
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Buku seperti ini harus selalu di
revisi agar tetap laku. Biasanya yang tidak laku buku-buku nya dimusnahkan oleh
penerbit.
9.5.4 Market Sempit dan
lifecycle Pendek : Seperti berita mingguan dan berita harian, jelas itu
tidak akan pernah diterima oleh penerbit.
Selain
hal-hal diatas, seorang penulis juga harus konsisten dalam gaya selingkung,
pada dasarnya penerbit tidak pernah menolak gaya selingkung tertentu asal gaya
selingkungnya konsisten. Dalam perjalanannya ada saja penulis yang tidak tau
tentang gaya selinggkung, justru yang tau gaya selingkung adalah editor.
Sebagai
penutup, hal apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menulis dengan
teratur dan target waktu yang telah ditentukan, dengan cepat dan aman? Ikutilah
langkah-langkah berikut ini ;
1. Penulis harus membuat sinopsis buku,
biasanya dituliskan pada halaman belakang cover buku, isi nya konten buku
secara singkat.
2. Penulis harus menentukan tujuan
penulisan buku lebih detail dan lebih dalam, dan buatlah outline atau daftar
isi.
3. Buatlah tujuan manfaat buku ini
jika dibaca oleh para pembaca
4. Menentukan keunggulan dari buku
yang kita tulis
5. Buatlah CV penulis agar dikenal
oleh orang banyak
Demikianlah
kumpulan informasi singkat tentang proses menerbitkan buku ajar bersama Andi,
terakhir ada kutipan menarik yang disampaikan oleh pemateri, kutipan tersebut
dikemukakan oleh James A Michener, kutikan tersebut berbunyi “kebanyakan
penulis menghasilkan tulisan dari hasil menuliskan kembali ide dan gagasan
orang lain dengan perspektif yang berbeda”. Dan perlu kita ketahui bahwa tidak
ada satu buku didunia ini tanpa referensi buku yang lain. So, tetap semangat untuk menulis dan menghasilkan karya yang
bermanfaat untuk orang banyak.
Terima
Kasih
Zaky
Anshari
Guru
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang